Rabu, 14 Juli 2010

MEWUJUDKAN MASA DEPAN BALI YANG LEBIH BAIK

SEMINAR DAN LOKAKARYA
DALAM RANGKA DIES NATALIS UNIVERSITAS UDAYANA
KE 48 TAHUN 2010


MEWUJUDKAN MASA DEPAN BALI YANG LEBIH BAIK




Ruang Sidang Lt. III Gedung Pascasarjana Universitas Udayana
Selasa, 3 Agustus 2010







Kerjasama antara
Universitas Udayana dengan Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan






TAHUN 2010


A. JUDUL :
Seminar dan Lokakarya Mewujudkan Masa Depan Bali yang lebih Baik

B. LATARBELAKANG
Pulau Bali saat ini menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang segera dicarikan solusi pemecahannya agar tidak berkembang lebih buruk lagi. Terdapat beberapa isu tentang masa depan Bali yang lebih baik. Isu pembangunan tersebut meliputi dharma agama, pendidikan, otonomi daerah, ekonomi, infrastruktur, serta pariwisata dan lingkungan. Uraian dari beberapa isu yang akan di bahas dalam seminar dan lokakarya ini adalah sebagai berikut:

I.DHARMA AGAMA
Bagaimana beragama didalam jaman modern ini? Hal ini perlu dimaknai sebab demikian cepatnya perubahan yang terjadi didalam masyarakat sehingga para pemimpin agama./masyarakat terlambat memberinya respon. Padahal dengan jelas dikatakan didalam RgVeda bahwa hal hal yang tidak koheren dg kemajuan jaman sebaiknya ditinggalkan. Dengan jelas pula dikatakan didalam texts/susastera bahwa sepanjang jaman Hinduisme selalu mencari kebenaran (satyam) dan tidak pernah bertahan didalam kepercayaan.

Didalam satu bagian dari jaman penjajahan Belanda (1906 – 1942) para penguasa Belanda di Bali (resident) dengan segala jalan berusaha untuk melarang masuknya para missi Kristiani dan juga semua bentuk konversi dari agama apapun. Mereka dengan segala jalan berusaha untuk menjaga agar Bali tetap didalam tradisi mereka yang sudah berabad abad. Sekarang hal ini tidak mungkin dikerjakan atau akan ada teriakan pelanggaran HAM padahal sebenarnya ada aturan yang menyatakan bahwa adalah tidak dibenarkan untuk mengkonversikan orang yang sudah memeluk agama yang diakui oleh pemerintah. Akan tetapi didalam jaman dimana setiap orang hanya memikirkan kepentingan diri mereka saja, siapa yang memikirkan hal ini?

Salah satu kelemahan Hinduisme di Indonesia adalah tiadanya kelompok yang senantiasa dan terus terusan berkutat didalam masalah masalah yang bersifat agama/tattva. Hindu hanya memiliki brahmana yang kerbutat didalam upacara sajja. Untuk mengatasi hal ini haruslah dibina pendidikan agama yang mendalam pada Fakultas Theology/Brahmavidya yang ada sekarang atau mendirikan Sekolah Theology baru yang par excellence, yang berkwalitas prima dan hal ini hanya mungkin oleh Pemerintah.Diperlukannya bhisama baru dibidang kremasi, kesuccian, makanan sukla dll untuk mengantisipasi jaman yang cepat berbubah.

II.PENDIDIKAN
Hampir didalam semua karyanya Amartya Sen peraih hadiah Nobel 1998 untuk ilmu ekonomi berbicara mengenai ilmu ekonomi akan tetapi tidak pernah lupa menjelaskan aspek aspek India didalam semua pembahasannya. Ketika dia berbicara mengenai tujuan ekonomi yaitu kebahagian dan jalan yang harus ditempuh untuk mencapai hal tersebut (dia istilahkan rekayasa, engineering) dia sesungguhnya menjelaskan mengenai dharma yaitu adanya tujuan yang sama dari jalan yang ditempuh dan juga tujuan (tujuan dan jalan adalah satu). Dia memakai contoh mengenai yJnavalkya dan istrinya Maitreyi didalam menjelaskan mengenai kebahagiaan dan tidak lupa juga menyebut Maklumat Asoka ketika membahas mengenai Kemerdekaan ; didalam hal ini dia juga sesungguhnya membicarakan swaraj (freedom) dan tiadanya kemerdekaan (unfreedom, anyaraj) yang terdapat didalam Upanisad ketika dia membahas ‘Kemerdekaan Sebagai Azas Pemula dari Pembangunan.’ Kita memerlukan akhli/pakar didalam bidang ilmu ilmu social seperti Sen ini, yang tidak diragukan keilmuannya akan tetapi dalam pada itu paham betul mengenai sejarah dan kondiisi sesungguhnya dari negaranya sendiri.

Didalam keseluruhan karyanya Sen berbicara mengenai prasyarat mengenenai industrialisasi dan dia menyebut dua hal yaitu pemerintah yang dengan sungguh sungguh memajukan masyarakatnya didalam bidang pendidikan dasar (basic education) dan kesehatan (health care). Sen mengambil berbagai contoh dan yang paling menarik adalah contoh di Jepang pada tahun 1860. Menurut Sen, melek huruf (tentu saja huruf Kanji) dan kesehatan masyarakat Jepang pada waktu itu lebih bagus dibanding dengan di Inggris dan karena itulah mengapa induustrilalisasi di Jepang demikian pesatnya. Dia juga mengambil contoh Cina yang perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan Cina. (Bisa dibandingkan dengan negra kita sejak dari jaman Soekarno sampai sekarang apakah ada pemerintah yang dengan sungguh sungguh memikirkan hal ini).

Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia adalah investasi kemanusiaan (human investment) yang dipandang sebagai tugas utama universitas. Perkembangan sejarah dunia modern menunjukkan bahwa kejayaan suatu bangsa tidaklah terletak dalam berapa besar angka jumlah warganya, juga bukan dalam berapa banyak kekayaan alam yang terpendam dalam bumi wilayahnya sendiri. Kekayaan suatu bangsa ditentukan oleh hasil kerja nyata para warganya dalam mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada diseluruh muka bumi ini, bahkan diangkasa luar sebagaimana telah mulai dirintis, dan oleh tingkat mutu yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata itu. Dengan kata lain, kejayaan suatu bangsa tidak ditentukan oleh segi segi kwantitatif bangsa itu, baik berkenaan dengan kekayaan alam maupun jumlah warganya. Kejayaan suatu bangsa ditentukan oleh kwalitas sumber daya bangsa itu (Nurcholis Madjid).

III.OTONOMI DAERAH
Bali adalah sebuah pulau yang kecil dan ringkih. Bali diumpamakan seperti juringan kulit durian oleh Clifford Geerzts (Negara Teater) sehingga pada jaman yang silam komunikasi horizontal (Barat ke Timur vv) adalah sulit. Warga Tabanan yang mau ke Badung harus liwat laut karena medan Bali yang banyak jurangnya. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa aksen orang Tabanan berbeda dengan Badung, Gianyar, Jembrana dsb. Didalam segi politik hal ini menyebabkan bahwa konflik horizontal (didalam pengertian arah mata angin) jarang terjadi ; yang sering adalah konflik vertical seperti peperangan antara Mengwi dengan Badung/Tabanan.
Jalan Gilimanuk Denpasar kemudian ke Karangasem (Amlapura) yang dibangun oleh Belanda sebenarnya sudah mempersatukan Bali secara geografis ; semuanya semakin dekat dan setiap bahagian tergantung secara langsung dengan bahagian lainnya.Kekecilan Bali juga menyebabkan adanya pengkajian yang serious bahwanya perencanaan apapun haruslah melibatkan keseluruhan dari pulau ini dan tidak bisa sepotong sepotong. Demikian juga didalam penerapan kebijakan pemerintah/public sehingga alternative Bali sebagai Daerah Khusus harus difikirkan secara serious. Tentu saja juga tidak dilupakan bahwasanya kemakmuran Bali dari pariwisata hanya akan mungkin apabila ada sebuah perencanaan dan kebijakan integral yang melibatkan seluruh Bali diterapkan. Tanpa hal ini Bali akan ter-fragmentasi didalam kantong kantong kecil yang tidak merata baik didalam kemakmuran maupun didalam kemajuan secara keseluruhannya.

IV.EKONOMI
Salah satu hal yang tidak pernah difikirkan didalam era reformasi ini adalah tidak pernah ada keberfihakan pemerintah kepada nasib dari rakyat kecil. Seharusnya pemerintah tentu saja mewakili seluruh rakyat dank arena itu didalam setiap sikap dan kebijakannya harus mendahulukan mereka. Ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian:
1.Didalam bidang pertanian Bali seharusnya tidak ikut dianjurkan menanam beras seperti pulau pulau lainnya yang lebih besar. Mengapa? Karena pemerintah berkepentingan bahwa harga komoditi ini tidak boleh tertalu tinggi dank arena itu dengan segala jalan harganya dikendalikan oleh berbagai kebijakan pemerintah. Ini berarti bahwa petani beras senantiasa bertambah miiskin. Andaikatapun harus menanam beras maka haruslah menanam beras yang memiliki added value yang lebih tinggi seperti beras organik. Demikian juga untuk penanaman komoditi yang lainnya sebab kalau tidak maka proses pemiskinan akan berjalan terus.
2.Setiap usaha yang membantu rakyat kecil harus menjadi perhatian pemerintah. Misalnya saja kepemilikan taksi tidak boleh oleh Hotel atau Traverl Buereau sebab kalau demikian seperti sekarang ini maka rekyat kecil akan semakin terdesak. Lebih lebih sekarang ini bahkan Fabrik mobil seperti Toyota atau Mercedes dibolehkan memiliki rent a car/rental.
3.Seluruh kegiatan pariwisata sekarang ini hampir hampir berpusat di Kab Badung saja sehingga terjadi kesenjangan dengan kabupaten lainnya. Hal ini harus diperbaiki dengan misalnya melarang kegiatan seperti industri garment, sablon dll di Kab Badung dan merelokasinya ke Kabupaten lainnya. Sebab salama ini Kab Badung lebih lebih daerah Kuta menjadi semacam ghetto dari bercampur aduknya dan ambur radulnya berbagaio kegiatan disatu lokasi saja. Jadi diharapkan ada sebuah pembahagian yang equitable diantara satu daerah dengan daerah lainnya ; Pemerintah Bali yang otonom yang bisa melakukan pekerjaan seperti ini.
4.Bali harus juga berfikir mengenai sebuah perekonomian yang juga men-support propinsi lainnya seperti NTB dan Jatim sebab kalau tyidak kecenderungan membludaknya buruh migrant akan semakin akut. Pemerintahan di Bali akan ambruk karena tidak akan mampu menangani masalah ini dengan benar. Jadi harus difikirkan bahwa Bali hanyalah mengerjakan hal hal yang memang sesuai dengan kapasitasnya dan membiarkan daerah lainnya untuk mengisi kegiatan yang lainnya. Misalnya saja kegiatan pemeliharaan babi dan ayam sebaiknya dipindah saja dari Bali sebab keduanya adalah poluuter berat. Berikan daerah lainnya yang mampu mengelola indsutri ini dengan lebih berdaya guna. Bahkan harus difikirkan memindahkan bandara keluar Bali (ke Belambangabn dan ke Lombok) sehingga Jatim dan NTB memiliki kegiatan tertentu yang sedikit mengerem tumppahnya buruh migrant ke Bali. Jadi harus ada saling ketergantungan regional ; kita tidak bisa makmur sendiri sebab semuanya harus berbagi.
5.Ketika para pemiliki modal besar membangun hotel di Bali kita mengharapkan lapis kedua dari perekonomian akan diprioroaskan untuk masyarakat Bali seperti kegiatan kegiatan yang men-support industri perhotelan. Ternyyata hal itu tidak terjadi bahkan sampai pada tingkatan yang kkeempat ; hal hal terkecil seperti penjualan kasset/cd dan juga pertokoan disepanjang Seminyak sebahagian besar adalah milik orang luar. Bagaimana pemerintah dan mereka yang merasa dirinya pemimpin rakyat bisa menjelaskan hyal ini ?

V. INFRASTRUKTUR
Pulau Bali menghadapi masalah ketersediaan infrastruktur bagi masyarakat seperti infrastruktur air bersih, energi, transportasi dan pengolahan sampah dan limbah. Di bidang penyediaan air bersih, Bali menghadapi keterbatasan sumber air dan kekeringan. Sementara itu di bidang energi, Bali menghadapi keterbatasan pasokan listrik untuk pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan, namun belum ada yang bisa menyelesaikan kekurangan pasokan energi ini. Beberapa sumber energi terbarukan dimiliki Bali yang perlu dibahas dengan seksama upaya pemanfaatanannya tanpa menimbulkan dampak yang besar bagi lingkungan dan budaya masyarakat Bali. Dibidang transportasi, mulai dirasakan adanya kemacetan dan penumpukan kememilikan kendaraan pribadi yang berlebihan dan keterbatasan moda transportasi publik. Sedangkan di bidang pengelolaan sampah dan limbah terjadi peningkatan jumlah sampah dan limbah yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.

VI. PARIWISATA DAN LINGKUNGAN
Pembangunan pariwisata dirasakan telah bersinggungan dengan daya dukung lingkungan Bali. Sekarang perlu dipertanyakan kembali apakah memang itu tujuan pariwisata di Bali dan siapa saja yang diuntungkan oleh segala macam kegiatan ini. Sudah terlambatkah kita untuk kembali kepada tujuan semula pariwisata yaitu membangun pariwisata budaya dan lingkungan (eco-tourism)? Kalau hal ini benar demikian maka setiap orang dari kita harus mengkaji ulang semuanya, kebijakan pwemerintah baik pusat maupun daerah. Tentu saja kedua kata itu harus diterjemahkan secara real apa saja yang termasuk didalam pariwisata budaya dan lingkungan.


C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Seminar dan Lokakarya akan dilaksanakan :
Tempat : Ruang Sidang Lantai IV Gedung Pascasarjana Universitas Udayana
Hari,Tgl : Selasa, 3 Agustus 2010
Waktu : 09.00 sd 15.00 WITA

D. PESERTA DAN PEMBICARA
Peserta diharapkan berasal dari pemerhati, pemegang kebijakan, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, politikus, generasi muda, dan komponen masyarakat lainnya yang memiliki perhatian dan keinginan mewujudkan pembangunan masa depan Bali yang lebih baik. Pada seminar dan lokakarya ini dibatasi peserta berjumlah 50 orang.

E. PELAKSANA
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke 48 Tahun 2010. Kegiatan ini atas kerjasama Universitas Udayana dengan Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan.
Alamat Panitia: Jl. Gutiswa No 24 Denpasar Bali Telpon 0361 7939904, Hp 08123986017Fax 0361467712 email: balisustain@gmail.com.


Denpasar, 6 Juli 2010
Panitia Seminar dan Lokakarya
Ketua,


Prof.dr. Made Swastika Adiguna,Sp.KK(K).