Sabtu, 26 Juni 2010

PEMBUKA KATA

PEMBUKA KATA




Seminar
Mewujudkan Sistem Kelistrikan Bali Yang Mandiri dan Ramah Lingkungan Mendukung Program Bali Clean and Green

Puri Agung Inna Bali Hotel Denpasar, Kemis 24 Juni 2010







1. HINDUISME.
Adalah penting untuk dicatat bahwasanya Veda menempatkan Kebenaran (satyam) sebagai azas yang pertama dan upacara sebagai yang terakhir didalam agama ini. Hal ini bukanlah tanpa artinya yang penting, sebab didalam setiap tahap dari sejarah agama Veda, supremasi yang spontan telah diberikan kepada kebenaran dan tidak ada sesuatupun didalam agama ini yang seperti mantra mantra keimanan. Didalam setiap jaman, masalahnya adalah menemukan kebenaran dan bukan bertahan didalam kepercayaan. Didalam RgVeda dengan jelas dikatakan bahwa hal hal yang tidak koheren dengan kemajuan jaman sebaiknya ditinggalkan saja.
Dialektika dari pengembangan agama melalui tradisi, logika dan yang hidup membantu pelestarian Hinduisme karena mmemberikan ruang untuk perubahan. Agama dan filsafat, hidup dan pemikiran, yang praktis dan yang teoritis membentuk irama abadi dari jiwa. Kita bangkit dari hidup kepada pemikiran dan kembali dari pemikiran kepada yang hidup, didalam pengkayaan yang progressive, yang adalah pencapaian yang terus menerus tingkat yang nyata yang lebih tinggi.
Tradisi adalah sesuatu yang terus menerus digarap untuk menjadi lebih baru dan dibentuk kembali oleh kegiatan kegiatan yang merdeka dari para pengikutnya. Apa yang dikembangkan sepanjang jaman akan berkembang juga sepanjang jaman. Apabila tradisi tidak berkembang, dia hanyalah berarti bahwa para pengikutnya secara rohani sudah mati. Sepanjang sejarah dari Hinduisme, para pemimpin yang berfikir dan bertindak, secara terus menerus sibuk dengan percobaan percobaan mereka mengenai bentuk bentuk baru, mengembangkan cita cita baru untuk menyesuaikannya dengan keadaan.




2. YAJNA
Proses universal adalah saling berhuabungan. Tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri – semuanya terhubung kepada sebab yang paling pokok. Apabila kita bisa merenungkan hubungan yang didalam diantara akibat yang kelihatan dengan penyebab yang tidak kelihatan, maka kita akan bisa membebaskan diri dari gangguan hukum hukum yang berjalan diluar kita. Sesuatu tidak terjadi secara tiba tiba – sesuatu terjadi pada ketinggian langit nan disana – sesudah itu barulah bersifat lahiriah, sesuatu yang bisa kita rasakan atau alami. Ada sesuatu kejadian yang mengambil tempat pada kedalaman dari kepribadian kita atau didalam keheningan alam semesta. Kejadian yang kita anggap biasa biasa saja baik bersifat sosial maupun lahiriah, yang kelihatan dan kita bisa rasakan memiliki rahasia yang bersifat transenden. Didalam pemahaman seperti ini maka yajna sesungguhnya adalah proses creative dari alam semesta. Semuanya saling berhubungan yang bersifat organik sehingga apa saja sesungguhnya sama pentingnya dengan yang lainnya. Inilah hubungan yang bersifat menyeluruh (comprehensiveness) yang didalam hubungannya dengan samadhi disebut pancagni vidya.
Campur tangan dari kegiatan manusia didalam kerjanya Alam adalah penting didalam pelaksanaan yajna. Apabila kita mengkordinasikan kegiatan kita dengan kegiatan Alam maka hal inilah baru bisa dikatakan sebagai yajna ; akan tetapi apabila kita meng-intervensi-nya dan secara berlawanan bertentangan dengan fungsi normal-nya maka hal ini akan menimbulkan reaksi yang setimpal.








SUCI

1. Sesuatu yang karena ke-kuno-annya menjadi dihormati dan dikeramatkan.
2. Tempat persinggahan para orang suci
3. Fenomena alam tertentu misalnya saja pertemuan dua sungai (prayag, campuhan)
4. Suci adalah bahagian dari rta ; yang suci itu sudah pasti tidak bertentangan dengan kerjanya alam.
5. Setiap tradisi yang membantu manusia mengangkat jiwanya kedalam Tuhan diperlakukan sebagai sesuatu yang suci dan berharga untuk ditaati.

Akhirnya, mari kita dengarkan ungkapan almarhum Bobby Kennedy yang mengatakan, We do not have to agree with one another. This is a country of diversity. But there does not have to be bitterness, there does not have to be the hatred, there does not have to be the distrust……..So let us dedicate ourselves to what the Greeks wrote so many years ago, ‘to tame the savageness of man and make gentle the life of this world, ….making this world a place of compassion and love and peace.’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar